Sumo (相撲 sumō ) adalah olahraga
saling dorong antara dua orang pesumo yang berbadan gemuk sampai salah
seorang didorong keluar dari lingkaran atau terjatuh dengan bagian badan
selain telapak kaki menyentuh tanah di bagian dalam lingkaran. Pesumo (rikishi) perlu berbadan besar dan gemuk karena semakin tambun seorang pegulat sumo semakin besar pula kemungkinannya untuk menang.
Sumo adalah olahraga asli Jepang dan sudah dipertandingkan sejak berabad-abad yang lalu. Di beberapa negara tetangga Jepang seperti Mongolia dan Korea juga terdapat olahraga gulat tradisional yang mirip-mirip dengan sumo.
Sumo memiliki berbagai upacara dan tradisi unik seperti menyebarkan garam sepanjang pertandingan untuk mengusir bala.
Penentuan pemenang
Pemenang pertandingan ditentukan berdasarkan dua peraturan sederhana:
- Pegulat yang lebih dulu menyentuh tanah dengan bagian badan selain telapak kaki adalah pegulat yang kalah.
- Pegulat yang lebih dulu menginjak tanah di luar lingkaran adalah pegulat yang kalah.
Pada kesempatan yang jarang terjadi, pegulat yang kebetulan menyentuh
tanah lebih dulu ada kemungkinkan dimenangkan oleh wasit dengan syarat
kedua pegulat menyentuh tanah pada sekitar saat yang bersamaan dan
pegulat yang baru menyentuh tanah kemudian dianggap tidak ada harapan
untuk memenangkan pertandingan dari pegulat lawan yang lebih kuat.
Pegulat yang kalah dalam kesempatan ini disebut shinitai (orang mati).
Selain itu, ada beberapa peraturan lagi yang bisa dipakai untuk
menentukan pemenang. Pegulat yang menggunakan teknik yang tidak sah (kinjite) secara otomatis dinyatakan kalah. Pegulat dengan mawashi
(sabuk yang juga berfungsi sebagai celana) yang lepas sewaktu
bertanding juga dinyatakan kalah. Pegulat yang tidak muncul sewaktu tiba
gilirannya untuk bertanding juga dinyatakan kalah secara fusenpai. Setelah salah seorang pegulat dinyatakan sebagai pemenang, juri (gyoji) yang berada di luar ring mengumumkan kimarite (teknik yang digunakan oleh pegulat yang menang).
Pertandingan sumo selalu didahului oleh ritual yang panjang, walaupun
pertandingannya sendiri sering hanya berlangsung beberapa detik.
Pegulat yang kalah kuat bisa cepat sekali terdorong keluar dari
lingkaran atau terjatuh, sedangkan pertandingan yang seimbang bisa
berlangsung sampai beberapa menit. Pegulat sumo yang mempunyai lingkar
perut besar dan tubuh yang gemuk mempunyai kemungkinan besar untuk
menang, walaupun kadang-kadang pegulat yang lebih kecil tapi memiliki
teknik luar biasa bisa mengalahkan pegulat yang lebih gemuk.
Ring sumo (dohyō)
Pertandingan sumo berlangsung di atas ring bernama dohyō (土俵) yang dibuat dari campuran tanah liat yang dikeraskan dengan pasir yang disebarkan di atasnya. Dohyō dibongkar setelah pertandingan selesai dan dohyō
yang baru harus selalu dibangun untuk setiap turnamen. Pembangunan
dohyō untuk keperluan turnamen atau latihan menjadi tanggung jawab
penyelenggara (yobidashi).
Lingkaran tempat pertandingan berlangsung mempunyai diameter 4,55 meter dan dikelilingi oleh karung beras yang disebut tawara
(俵). Ukuran karung beras sekitar 1/3 ukuran karung beras standar yang
sebagian dipendam di dalam tanah liat yang membentuk gundukan dohyō. Sedikit di luar lingkaran diletakkan empat buah tawara yang di zaman dulu dimaksudkan untuk menyerap air hujan sewaktu turnamen sumo masih diselenggarakan di tempat terbuka.
Di tengah-tengah lingkaran terdapat dua garis putih yang disebut shikiri-sen (仕切り線). Kedua pegulat (rikishi) yang bertarung harus berada di belakang garis shikiri-sen sebelum pertandingan dimulai.
Bagian luar sekeliling lingkaran disebut janome yang dilapisi
pasir halus untuk membentuk permukaan yang mulus. Pegulat yang terdorong
ke luar lingkaran atau terjatuh pasti menimbulkan tanda pada permukaan janome akibat terkena injakan kaki atau anggota tubuh yang lain. Yobidashi harus memastikan permukaan janome berada dalam keadaan mulus sebelum pertandingan yang lain dimulai.
Asal-usul sumo
Sama halnya seperti berbagai jenis olahraga gulat
yang ada di seluruh dunia, sumo sudah dikenal di Jepang sejak zaman
prasejarah. Pada literatur klasik Jepang abad ke-8 Masehi, bentuk awal
sumo dikenal dengan sebutan Sumai. Sumo dalam bentuk yang dikenal
sekarang ini mungkin berbeda dengan "sumo" di zaman dulu. Pegulat
sering bertarung sampai mati karena jumlah peraturan yang ada masih
sedikit.
Penguasa Jepang di abad ke-16 yang bernama Oda Nobunaga
sering menyelenggarakan turnamen sumo. Bentuk ring sumo seperti yang
dikenal sekarang ini berasal dari zaman Oda Nobunaga. Dibandingkan
dengan mawashi pada zaman sekarang yang dibuat dari kain bagus
yang kaku, pegulat sumo di masa Oda Nobunaga masih memakai penutup tubuh
bagian bawah dari kain kasar yang longgar. Di zaman Edo, pegulat sumo bertanding dengan mengenakan mawashi bermotif indah dan gagah yang disebut kesho mawashi. Di zaman sekarang kesho mawashi hanya dikenakan pegulat sumo pada saat berparade di atas dohyō di awal pembukaan turnamen.
Sumo sering dikaitkan dengan ritual dalam agama Shinto. Sampai sekarang ini, di beberapa kuil Shinto masih diselenggarakan pertarungan antara pegulat sumo dengan Kami.
Pegulat sumo profesional
Pertunjukan hiburan yang menampilkan pertandingan pegulat sumo profesional (大相撲 Ōzumō) sudah dimulai sejak zaman Edo. Pegulat sumo pada masa itu konon berasal dari samurai atau ronin yang membutuhkan sumber penghasilan alternatif.
Di zaman sekarang, pegulat sumo profesional diatur oleh Asosiasi Sumo Jepang (Nihon Sumō Kyōkai). Anggota asosiasi terdiri dari Oyakata yang semuanya merupakan mantan pegulat sumo. Oyakata adalah pimpinan pusat latihan (heya)
tempat bernaung para pegulat sumo profesional. Peraturan asosiasi
menetapkan bahwa perekrutan calon dan pelatihan pegulat sumo hanya
berhak dilakukan oleh Oyakata. Di Jepang saat ini terdapat sekitar 54 pusat latihan sumo (heya) tempat bernaung sekitar 700 pegulat sumo.
Sumo mempunyai sistem peringkat yang sangat terinci berdasarkan
prestasi dalam pertandingan. Sistem peringkat dalam sumo sudah digunakan
beratus-ratus tahun sejak zaman Edo. Peringkat pegulat bisa naik atau bisa turun bergantung pada hasil pertandingan yang diikuti. Banzuke adalah nama untuk peringkat pegulat sumo yang diterbitkan 2 minggu sebelum turnamen sumo dibuka.
Peringkat pegulat sumo terdiri dari: Makuuchi (dengan jumlah tetap 42 pegulat), Juryo (dengan jumlah tetap 28 pegulat), Makushita (dengan jumlah tetap 120 pegulat), Sandanme (dengan jumlah tetap 200 pegulat), Jonidan (sekitar 230 pegulat), dan Jonokuchi
(sekitar 80 pegulat). Pegulat sumo yang baru direkrut terdaftar dalam
peringkat paling bawah (Jonokuchi) dan dapat naik peringkat secara
perlahan-lahan ke peringkat Makuuchi bila berprestasi.
Pegulat yang digolongkan dalam dua peringkat paling atas (Makuchi dan Juryo) disebut sekitori dan hanya pegulat peringkat sekitori
yang berhak mendapat gaji. Pegulat peringkat bawah dianggap sebagai
pegulat magang dan hanya menerima uang saku sekadarnya sebagai imbalan
melakukan berbagai macam pekerjaan di pusat latihan. Pegulat sumo baru
yang diambil dari juara turnamen antar universitas ada kalanya mendapat
perlakuan istimewa dan dimasukkan ke dalam peringkat Makushita dan bukan
peringkat Jonokuchi.
Peringkat Makuuchi yang merupakan peringkat teratas dibagi-bagi lagi
menjadi berbagai golongan pegulat. Mayoritas pegulat berada dalam
golongan Maegashira
dan diberi peringkat berdasarkan nomor urut 1 sampai 16 atau 17. Setiap
peringkat dibagi menjadi dua kubu: kubu Timur dan kubu Barat. Kubu
Timur dianggap lebih prestisius dari kubu Barat, sehingga kedudukan
pegulat berperingkat Maegashira-2-Timur berada di atas pegulat
berperingkat Maegashira-2-Barat. Di atas kelas Maegashira terdapat
kelompok para juara atau pemegang gelar yang disebut golongan sanyaku yang secara berturut-turut disebut komusubi, sekiwake, ozeki, hingga peringkat paling atas yang disebut yokozuna.
Yokozuna atau juara umum adalah pegulat sumo yang tampil secara
reguler di dalam turnamen dan memenangkan juara divisi teratas di akhir
turnamen. Kriteria agar pegulat bisa naik peringkat juga sangat ketat.
Seorang ozeki harus menjadi juara dua turnamen secara berturut-turut (atau yang setara) agar bisa dinaikkan peringkatnya menjadi yokozuna. Keputusan akhir dalam menaikkan peringkat pegulat sumo berada di tangan asosiasi. Seorang ozeki juga bisa dinaikkan peringkatnya secara istimewa dengan persyaratan menang sebanyak 33 kali melawan sekiwake atau komusubi dalam 3 turnamen terakhir.
Musashimaru dan pasangan Takanohana - Wakanohana III yang merupakan satu-satunya pasangan kakak beradik yang pernah mencapai posisi puncak sebagai yokozuna. Chiyonofuji
adalah yokozuna yang mengundurkan diri di awal tahun 1990-an setelah
memenangkan 31 turnamen. Kemenangan Chiyonofuji dalam 31 turnamen
merupakan prestasi luar biasa karena setara dengan jumlah kemenangan dua
orang yokozuna (Akebono dan Takanohana) yang dijadikan satu. Pegulat
yang sudah menjadi yokozuna tidak bisa lagi diturunkan peringkatnya dan
hanya diharapkan untuk mundur kalau prestasinya tidak bisa lagi memenuhi
standar seorang yokozuna.
Pegulat sumo menggunakan nama alias yang disebut shikona (しこ名)
yang mungkin ada hubungannya atau tidak berhubungan sama sekali dengan
nama asli pegulat. Pegulat sumo biasanya tidak mempunyai pilihan banyak
dalam memilih shikona karena nama biasanya sudah dipersiapkan sebelumnya oleh pelatih, oyakata, atau perusahaan yang menjadi sponsor. Di dalam perjalanan kariernya, pegulat sumo bisa saja beberapa kali berganti shikona.
Turnamen sumo profesional hanya diselenggarakan di Jepang walaupun
pegulat sumo profesional sebagian besar berasal dari luar negeri.
Takamiyama, Konishiki dan Akebono adalah nama tiga orang pegulat sumo
profesional kelahiran Hawaii yang sukses di Jepang. Takamiyama adalah orang asing pertama yang berhasil menjadi juara divisi paling atas di awal tahun 1970-an. Jejak Takamiyama diikuti oleh Konishiki
yang berhasil memenangkan divisi paling atas dalam 3 kali turnamen.
Konishiki merupakan orang asing pertama yang berhasil mencapai peringkat
Ozeki. Pada tahun 1993, Akebono adalah orang asing pertama dalam sejarah sumo yang berhasil menjadi Yokuzuna.
Orang asing kedua yang berhasil menjadi yokozuna di akhir tahun 1990-an adalah orang Samoa kelahiran Hawaii bernama Musashimaru. Pada saat ini, gelar yokozuna dipegang Asashoryu yang kelahiran Mongolia. Asashoryu merupakan pimpinan kelompok kecil pegulat sumo asal Mongolia yang berhasil masuk peringkat sekitori. Pegulat asing dari negara-negara Eropa Timur juga banyak yang sukses sebagai pegulat sumo peringkat atas. Pada tahun 2005, Kotooshu dari Bulgaria berhasil menjadi pegulat sumo pertama dari Eropa Timur yang berhasil menjadi ozeki.
Pegulat sumo peringkat atas mengadakan pertandingan eksebisi di luar negeri setiap dua tahun sekali. Pada bulan Oktober 2005 dilakukan pertandingan eksebisi di Las Vegas. Pertandingan eksebisi umumnya dimaksudkan sebagai pertunjukan dan promosi olahraga sumo.
Pegulat sumo profesional harus berjenis kelamin laki-laki berdasarkan
tradisi turun temurun sejak berabad-abad yang lalu. Peraturan asosiasi
sumo yang sering menjadi kontroversi adalah peraturan yang tidak
mengizinkan wanita naik ke atas dohyō karena dikuatirkan bisa mengotori dohyō yang dianggap suci. Berdasarkan peraturan ini, Fusae Ota sewaktu menjadi Gubernur Prefektur Osaka tidak dibolehkan naik ke atas dohyō karena ia seorang wanita. Hadiah dari Gubernur Osaka untuk pemenang turnamen sumo di Osaka diserahkan oleh pria yang diutus dari kantor gubernur.
Turnamen sumo profesional
Peringkat pegulat sumo profesional ditentukan oleh enam turnamen Grand Sumo (honbasho) yang diselenggarakan 6 kali dalam setahun. Turnamen bulan Januari, Mei dan September dilakukan di Arena Sumo (Kokugikan) di Ryogoku Tokyo, turnamen bulan Maret di Osaka, sedangkan turnamen bulan Juli di Nagoya dan turnamen bulan November di Fukuoka.
Setiap turnamen selalu dimulai pada hari Minggu yang berlangsung selama 15 hari dan ditutup juga pada hari Minggu. Pengecualian jadwal turnamen pernah terjadi ketika Kaisar Hirohito wafat pada hari Sabtu, 7 Januari 1989, satu hari sebelum dimulainya turnamen bulan Januari. Turnamen kemudian dijadwal ulang, dimulai dan berakhir pada hari Senin.
Pegulat yang menempati peringkat sekitori harus bertanding
satu kali dalam satu hari, sedangkan pegulat berperingkat lebih rendah
bertanding sebanyak 7 kali (1 pertandingan setiap 2 hari).
Pada hari-hari pelaksanaan turnamen, jadwal acara dibuat sedemikian
rupa sehingga pertandingan antara pegulat sumo peringkat atas selalu
merupakan puncak acara sekaligus pertandingan penutup pada hari itu.
Pertandingan dimulai di pagi hari bagi pegulat sumo peringkat paling
bawah (Jonokuchi) dan diakhiri sekitar jam 18:00 sore dengan
pertarungan antara Yokozuna atau Ozeki (jika Yokozune tidak hadir).
Pegulat yang memenangkan pertandingan paling banyak selama 15 hari
menjadi juara turnamen. Pertandingan tambahan diadakan antar dua orang
pegulat yang mempunyai jumlah kemenangan yang berimbang dan pemenang
pertandingan menjadi juara turnamen.
Pegulat sumo (rikishi) berperingkat Makuuchi tiba di
gelanggang sumo pada siang hari dan memasuki ruang ganti. Ruang ganti
dibagi menjadi ruang ganti kubu Timur dan ruang ganti kubu Barat. Ruang
ganti dibuat terpisah agar pegulat tidak saling bertemu muka sebelum
pertandingan. Pegulat lalu membuka baju dan menggantinya dengan semacam celemek dari kain sutra yang disebut kesho mawashi dengan hiasan bordiran indah. Pegulat harus mengenakan kesho mawashi sewaktu mengikuti upacara memasuki ring yang disebut dohyōiri.
Prosesi yang diikuti para pegulat berlangsung dari ruang ganti
masing-masing kubu menuju ke ring. Pada hari-hari penyelenggaraan
turnamen, upacara dohyōiri dilakukan sebanyak 4 kali, 2 kali untuk pegulat kelas Juryo dan 2 kali untuk pegulat kelas Makuuchi. Pada upacara dohyōiri,
nama-nama pegulat diumumkan satu-persatu ke hadapan penonton, dimulai
dari pegulat berperingkat paling rendah hingga pegulat berperingkat
paling tinggi. Setelah pegulat dengan peringkat tertinggi diumumkan,
para pegulat membentuk lingkaran mengelilingi wasit untuk mengikuti
ritual dan berakhir dengan kembalinya para pegulat ke ruang ganti
masing-masing. Yokozuna mempunyai ritual dohyōiri tersendiri yang diadakan secara terpisah dari pegulat kelas yang lebih rendah.
Pegulat yang sudah sampai di ruang ganti menanggalkan kesho mawashi untuk menggantinya dengan mawashi
sambil menunggu saat bertanding. Pegulat memasuki arena sebelum waktu
pertandingan yang dijadwalkan dan harus duduk di pinggir ring menanti
giliran bertanding sejak dua pertandingan sebelumnya masih berlangsung.
Pada saat giliran bertanding tiba, yobidashi memanggil nama kedua pegulat yang akan bertarung. Pertandingan dipimpin oleh wasit yang disebut gyoji. Pada saat berada di atas dohyō,
pegulat mempertontonkan serangkaian gerakan ritual berupa hentakan kaki
dan tepukan tangan yang dilakukan sambil menghadap ke penonton. Pegulat
juga harus mencuci mulut dengan air yang disebut chikara mizu
(air kuat). Sejumlah garam kemudian dilemparkan kedua pegulat ke dalam
dohyō sebagai simbol penolak bala dan agar tidak terjadi cedera sewaktu
bertanding. Setelah itu, kedua pegulat melakukan ritual singkat berupa
saling berhadapan dan mengambil posisi seperti setengah mau berjongkok
(posisi tachiai)
untuk "mengukur" kekuatan lawan. Pada kesempatan pertama "mengukur"
kekuatan lawan, kedua pegulat tidak perlu mengambil posisi tachiai
tapi bisa dengan saling melototkan mata sebelum kembali ke sudut
masing-masing. Ritual mengukur kekuatan lawan bisa berlangsung
berkali-kali (sekitar 4 kali atau lebih pada pegulat kelas atas). Wasit (gyoji)
lalu menyatakan ritual saling mengukur kekuatan lawan harus diakhiri
dan pertarungan harus segera dimulai. Waktu yang dibutuhkan
masing-masing pegulat untuk melakukan ritual "menakut-nakuti lawan"
sambil mempersiapkan diri sendiri secara mental adalah sekitar 4 menit,
tapi pegulat peringkat rendah biasanya langsung diminta untuk segera
bertanding.
Pada kesempatan mengukur kekuatan lawan (tachiai), kedua pegulat harus maju secara bersamaan. Wasit (gyoji) bisa meminta kedua pengulat untuk mengulangi tachiai jika prosedur belum dianggap benar. Pada saat pertandingan berakhir, wasit mengacungkan gunbai
(kipas perang) ke arah pegulat yang menang. Kedua pegulat harus kembali
pada posisi awal untuk saling membungkuk sebelum pertandingan
dinyatakan selesai. Jika pertandingan diselenggarakan atas bantuan
sponsor, pegulat yang menang biasanya menerima hadiah uang dalam amplop
yang diserahkan oleh wasit. Wasit mempunyai kewajiban untuk segera
mengumumkan sang pemenang walaupun pertandingan mungkin berakhir seri.
Pertandingan sumo hampir tidak pernah berakhir dengan hasil seri. Pada
semua pertandingan sumo diperlukan 5 orang juri (shimpan)
yang berada di sekeliling ring. Juri dapat saja mempertanyakan
keputusan wasit. Jika juri meragukan keputusan yang diambil wasit, juri
dan wasit bertemu di tengah ring untuk mengadakan perundingan yang
disebut mono ii (secara harafiah berarti "omong-omong") untuk
menentukan pegulat yang menang. Hasil perundingan dapat berupa
penangguhan atau pembatalan keputusan wasit dan bahkan perintah untuk
melakukan pertandingan ulang yang disebut torinaoshi.
Berbeda dengan ritual yang dilakukan kedua pegulat untuk "mengukur"
kekuatan lawan yang memakan waktu lama, pertarungan antara kedua pegulat
berlangsung sangat singkat dan biasanya tidak lebih dari satu menit atau bahkan hanya berlangsung beberapa detik.
Jarang sekali ada pertarungan yang bisa berlangsung bermenit-menit
karena wasit biasanya akan memisahkan kedua pegulat untuk beristirahat
minum yang disebut mizuiri. Kedua pegulat setelah beristirahat
sejenak akan kembali ke posisi terakhir sebelum wasit datang memisahkan.
Wasit berkewajiban untuk membetulkan posisi akhir kedua pegulat jika
posisi masih dianggap belum benar. Jika pertandingan masih belum bisa
menentukan pihak yang menang sedangkan pertarungan sudah berlangsung
bermenit-menit, wasit akan memisahkan lagi kedua pegulat untuk istirahat
minum tahap kedua. Setelah istirahat sejenak, kedua pegulat akan
memulai lagi pertarungan dari awal.
Hari terakhir turnamen disebut senshuraku (secara harafiah
berarti "kegembiraan 1.000 musim gugur") sebagai bentuk suka cita atas
keberhasilan pemenang dalam turnamen. Nama yang gemerlap untuk hari
puncak turnamen berasal dari kata yang digunakan penulis drama Zeami Motokiyo. Pegulat yang memenangkan kejuaraan divisi atas (makuuchi)
mendapat hadiah Piala Kaisar. Selain itu, juara juga menerima berbagai
hadiah dari para sponsor. Hadiah yang diberikan umumnya berupa
barang-barang seni dan makanan dalam jumlah banyak, misalnya piala
ukuran besar, piring berhias, berkarung-karung beras, daging sapi yang
mahal, ikan yang berukuran sangat besar, atau jamur shiitake dalam jumlah banyak.
Dalam jangka waktu 15 hari, peringkat pegulat sumo bisa naik atau
bisa turun yang ditentukan menurut hasil turnamen. Pegulat yang memiliki
kachikoshi berarti pegulat lebih banyak menang daripada kalah, sedangkan makekoshi berarti pegulat lebih banyak kalah daripada menang. Pada divisi Makuuchi, kachikoshi berarti skor 8 kali menang (bisa juga lebih) dan 7 kali kalah, sedangkan makekoshi berarti skor 7 kali kalah (bisa juga lebih) dan 8 kali menang. Pegulat yang berhasil memperoleh kachikoshi dinaikkan peringkatnya jauh ke atas kalau memiliki skor kachikoshi yang bagus, sebaliknya pegulat dengan makekoshi sudah pasti turun peringkat. Pegulat dikatakan berada dalam peringkat sanyaku kalau skor kachikoshi
yang dimilikinya masih belum cukup untuk naik tingkat. Pegulat yang
berada di divisi atas harus berhasil menang 9, 10 atau 11 kali dari 15
kali pertandingan agar peringkatnya bisa naik, sedangkan kenaikan
peringkat Ozeki and Yokozuna memiliki peraturan sendiri.
Pegulat divisi atas yang belum menyandang gelar Ozeki atau Yokozuna tapi berhasil menyelesaikan turnamen dengan kachikoshi juga dianggap berhak mendapat tiga penghargaan (sanshō) yang terdiri dari penghargaan untuk keterampilan teknik (ginōshō), penghargaan untuk semangat bertarung (kantōshō) dan penghargaan (shukunshō) atas prestasi mengalahkan Yokozuna dan Ōzeki.
Kehidupan pegulat sumo profesional
Sepanjang perjalanan kariernya, pegulat sumo profesional terikat
dengan serangkaian peraturan yang rumit. Asosiasi sumo mengatur segala
segi kehidupan pribadi para pegulat terutama yang berkaitan dengan
kehidupan pegulat di dalam suatu komunitas.
Penampilan pegulat sumo dengan gaya rambut klimis dan baju
tradisional Jepang membuat pegulat sumo bisa mudah dikenali bila tampil
di hadapan publik. Pada saat diangkat menjadi pegulat sumo, rambut
pegulat sumo harus dipanjangkan agar bisa ditata seperti model rambut samurai zaman Edo yang disebut chonmage (rambut disanggul pada bagian atas kepala).
Pakaian dan aksesori yang dikenakan juga bergantung pada peringkat
sang pegulat. Pegulat kelas Jonidan dan kelas di bawahnya hanya boleh
mengenakan yukata sepanjang tahun termasuk di musim dingin. Sandal yang digunakan juga harus sandal dari kayu yang disebut geta.
Pegulat divisi Makushita dan Sandanme boleh mengenakan mantel pendek
untuk melapis yukata dan boleh mengenakan sandal bagus yang disebut zōri. Pegulat yang sudah termasuk kelas sekitori
diizinkan untuk mengenakan mantel sutera sesuai dengan selera dan model
rambut juga sudah makin bergaya dengan sanggul yang disebut o-ichō.
Pegulat sumo menjalani kehidupan sehari-hari di pusat latihan dengan
latihan yang keras. Pegulat junior harus bangun paling awal sekitar jam
05:00 pagi untuk berlatih, sedangkan pegulat kelas sekitori boleh bangun sekitar jam 07:00 pagi. Pada saat pegulat kelas sekitori
sedang berlatih, pegulat junior harus melakukan banyak pekerjaan
seperti membersihkan rumah, memasak makan siang, menyiapkan air mandi,
sampai menyediakan handuk bagi pegulat kelas sekitori
yang mau mandi. Kesempatan mandi juga dibuat bergilir dengan kesempatan
pertama mandi berendam diberikan untuk pegulat yang paling senior,
diikuti pegulat kelas lebih rendah sampai pegulat paling junior yang
mendapat giliran mandi berendam paling akhir. Begitu pula halnya dalam
soal makan, pegulat senior selalu mendapat giliran makan lebih dulu.
Pegulat sumo biasanya tidak dibolehkan untuk sarapan pagi dan diharapkan untuk tidur siang setelah makan banyak. Pada umumnya, lauk yang disiapkan untuk pegulat sumo berupa "sup tradisional sumo" (chankonabe) berisi berbagai macam ikan, daging, dan sayur-sayuran yang dimasak di dalam panci besar (nabe). Chankonabe dimakan bersama nasi sampai sekenyang-kenyangnya agar pegulat sumo bisa cepat menjadi gemuk. Bir
juga merupakan minuman yang dianjurkan bagi pegulat sumo. Pola makan
tinggi kalori tanpa sarapan pagi membuat berat badan pegulat sumo tetap
gemuk atau kalau bisa makin bertambah gemuk lagi supaya bisa menang
dalam pertandingan.
Di petang hari, pegulat junior masih harus melakukan pekerjaan bersih-bersih dan pekerjaan lainnya sementara pegulat kelas sekitori
sudah boleh bersantai, termasuk menghadiri acara-acara seperti acara
temu penggemar. Pegulat yang masih muda seringkali masih harus pergi ke
sekolah, walaupun kurikulum yang diikuti biasanya berbeda dengan anak
sekolah biasa. Di malam hari, pegulat kelas sekitori boleh
berjalan-jalan dengan para sponsor sementara pegulat junior harus
tinggal di pusat latihan. Pegulat junior yang sudah ditunjuk sebagai
kacung (tsukebito) oleh pegulat senior sering mendapat kesempatan
menemani pegulat senior untuk berjalan-jalan. Pegulat senior boleh
mengangkat kacung sebanyak mungkin dan pegulat junior menganggap
pekerjaan sebagai kacung sebagai suatu kehormatan. Pegulat kelas sekitori hanya boleh membawa kacungnya yang paling senior ketika berjalan-jalan di luar.
Kehidupan pegulat Sumo dibagi dalam dua golongan besar: pegulat
junior yang melayani dan pegulat senior yang dilayani. Pegulat kelas sekitori diberi kamar sendiri di pusat latihan dan jika sudah menikah boleh tinggal di apartemen
sendiri sedangkan pegulat junior hanya dibolehkan tidur di asrama.
Perlakukan pegulat senior terhadap pegulat sumo yang baru direkrut
kabarnya sangat kejam sehingga banyak pegulat junior tidak tahan dan
memutuskan untuk mengundurkan diri.
Pola hidup sumo bisa berakibat berbahaya bagi kesehatan pegulat sumo di kemudian hari. Pegulat sumo hanya mempunyai harapan hidup
sampai sekitar umur 65 tahun (5-10 tahun lebih pendek dibandingkan
rata-rata harapan hidup laki-laki Jepang). Pembela olahraga sumo
mengatakan pegulat sumo memang makan lebih banyak dibandingkan orang
biasa, tapi justru lebih sehat dibandingkan kebanyakan orang.
Gaji dan penghasilan
Berdasarkan data bulan Maret 2001, gaji bulanan pegulat kelas sekitori dalam mata uang Yen:
- Yokozuna: 2.820.000
- Ozeki: 2.350.000
- Sanyaku: 1.700.000
- Maegashira: 1.300.000
- Juryo: 1.030.000
Pegulat sumo kelas di bawahnya tidak menerima gaji dan hanya menerima
uang saku yang jumlahnya kecil karena masih dianggap sebagai pegulat
magang.
Selain gaji, pegulat sekitori juga menerima bonus tambahan mochikyukin yang diterima sebanyak 6 kali dalam setahun setiap mengikuti turnamen. Jumlah bonus mochikyukin bergantung pada prestasi kumulatif pegulat. Bonus mochikyukin terus bertambah besar setiap kali pegulat sumo mencetak kachikoshi. Semakin besar skor kachikoshi
yang dicetak seorang pegulat makin besar pula kenaikan bonus yang
diterima. Kenaikan bonus secara istimewa juga diberikan untuk pemenang
kejuaraan Makuuchi, dengan bonus ekstra besar bagi juara yang memenangkan kejuaraan tanpa sekalipun kalah atau meraih penghargaan bintang emas (kinboshi) untuk Maegashira yang berhasil mengalahkan Yokozuna.
Pegulat sumo kelas Sanyaku
juga menerima bonus tambahan pada setiap turnamen berdasarkan
peringkatnya, tapi jumlahnya relatif kecil. Yokozuna menerima bonus
tambahan setiap 2 kali turnamen yang dimaksudkan untuk membeli tali
tambang baru yang dililitkan di pinggang pada saat upacara.
Pemenang setiap kejuaraan divisi menerima hadiah uang yang jumlahnya mulai 100 ribu yen untuk kemenangan di divisi Jonokuchi
hingga 10 juta yen untuk kemenangan di divisi Makuuchi. Pegulat di
divisi atas yang dinilai berprestasi luar biasa menurut dewan berhak
mendapat 3 hadiah istimewa (sansho) yang masing-masing bernilai 2 juta yen.
Pertandingan divisi atas biasanya didukung perusahaan-perusahaan yang
menjadi sponsor. Pegulat sumo yang menjadi pemenang biasanya menerima
uang tunai bebas pajak sekitar 30.000 yen dari masing-masing sponsor.
Hadiah dari perusahaan yang menjadi sponsor disebut kenshokin.
Perusahaan yang mau menjadi sponsor pada pertarungan antara Yokozuna dan
Ozeki biasanya berjumlah sangat banyak, sedangkan pertandingan pegulat
di bawahnya kadang-kadang tidak didukung sponsor sama sekali.
Kadang-kadang ada juga perusahaan yang mau menjadi sponsor pertandingan
antar pegulat sumo kelas bawah kalau ada pegulat sumo kelas bawah yang
digemari masyarakat. Pegulat yang menang secara otomatis karena lawan
tidak muncul fusensho sama sekali tidak akan mendapat hadiah.
Turnamen sumo sering dituduh penuh dengan kecurangan dan kemenangan yang sudah diatur sebelumnya (yaocho).
Kecurigaan ini disebabkan hadiah dalam jumlah besar yang berpindah
tangan sesuai dengan peringkat pegulat sumo. Ada penelitian yang
dilakukan tahun 2000
yang mengambil objek kalangan pegulat sumo sebagai sebuah sistem
tertutup untuk meneliti korupsi. Menurut hasil penelitian, 70% pegulat
sumo yang sudah memiliki skor 7-7 sebelum hari terakhir turnamen akan
menang di hari terakhir turnamen.
Barang kenang-kenangan
Barang kenang-kenangan (memorabilia) khas dan paling mahal dalam olah raga sumo adalah cap telapak tangan (tegata) pegulat sumo yang dibuat dengan tinta merah atau tinta hitam dan dibubuhi tanda tangan nama pegulat dengan gaya kaligrafi. Duplikat dari tegata yang merupakan hasil cetakan mesin dijual dengan harga terjangkau sebagai cenderamata. Tidak semua pegulat sumo boleh membuat tegata, melainkan hanya pegulat sumo kelas Juryo dan Makuuchi.
Penonton sumo yang membeli tiket barisan paling depan yang mahal juga
mendapat paket kenang-kenangan dari penyelenggara turnamen. Piring dan
gelas dengan tema pegulat sumo juga menjadi cenderamata yang laku
dijual. Daftar peringkat pegulat sumo pengikut turnamen yang disebut banzuke juga bisa menjadi benda kenang-kenangan karena ditulis dengan gaya kaligrafi yang indah.
Pegulat sumo amatir
Turnamen amatir sering diselenggarakan di Jepang untuk pegulat sumo
amatir dari sekolah-sekolah dan perguruan tinggi. Pertandingan pada
tingkat amatir tidak menggunakan segala macam ritual seperti
pertandingan sumo profesional. Pegulat sumo amatir yang ingin menjadi
pegulat sumo profesional diharuskan berusia muda (23 tahun ke bawah).
Pegulat sumo amatir yang menjadi juara antar perguruan tinggi mendapat
perlakuan khusus sewaktu memasuki jenjang sumo profesional dalam bentuk
langsung dimasukkan ke dalam peringkat Makushita (nomor tiga dari bawah). Peringkat khusus untuk juara sumo antar perguruan tinggi disebut Makushita Tsukedashi yang merupakan peringkat yang berada di antara peringkat Makushita 15 dan 16. Sebagian besar pegulat sumo kelas Makuuchi memasuki dunia sumo profesional dari juara turnamen antar perguruan tinggi.
Sumo bukan merupakan olahraga yang dipertandingkan di dalam Olimpiade.
International Sumo Federation sedang berusaha memasyarakatkan sumo ke
seluruh dunia dengan mengadakan turnamen sumo amatir dengan pembagian
kelas menurut berat badan.
0 komentar:
Posting Komentar