Sepak Bola
Sepak bola adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim dengan masing-masing beranggotakan sebelas orang. Olahraga ini sangat terkenal dan dimainkan di 200 negara. Permainan sepak bola bertujuan untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya dengan menggunakan bola kulit berukuran 27-28 inci. Lapangan yang digunakan dalam permainan ini memiliki lebar 50-100 yard dan panjang 100-300 yard. Gawang tempat mencetak gol terletak di bagian ujung lapangan dengan dibatasi jaring berukuran tinggi 8 kaki dan lebar 24 kaki.
Sejarah
Sejarah olahraga sepak bola dimulai sejak abad ke-2 dan -3 sebelum Masehi di Cina. Di masa Dinasti Han tersebut, masyarakat menggiring bola kulit dengan menendangnya ke jaring kecil. Permainan serupa juga dimainkan di Jepang dengan sebutan Kemari. Di Italia, permainan menendang dan membawa bola juga digemari terutama mulai abad ke-16.
Sepak bola modern mulai berkembang di Inggris dan menjadi sangat digemari. Di beberapa kompetisi, permainan ini menimbulkan banyak kekerasan selama pertandingan sehingga akhirnya Raja Edward III melarang olahraga ini dimainkan pada tahun 1365. Raja James I dari Skotlandia juga mendukung larangan untuk memainkan sepak bola. Pada tahun 1815, sebuah perkembangan besar menyebabkan sepak bola menjadi terkenal di lingkungan universitas dan sekolah.
Kelahiran sepak bola modern terjadi di Freemasons Tavern pada tahun
1863 ketika 11 sekolah dan klub berkumpul dan merumuskan aturan baku
untuk permainan tersebut. Bersamaan dengan itu, terjadi pemisahan yang jelas antara olahraga rugby dengan sepak bola (soccer). Pada tahun 1869, membawa bola dengan tangan mulai dilarang dalam sepak bola. Selama tahun 1800-an, olahraga tersebut dibawa oleh pelaut, pedagang, dan tentara Inggris ke berbagai belahan dunia.
Pada tahun 1904, asosiasi tertinggi sepak bola dunia (FIFA) dibentuk
dan pada awal tahun 1900-an, berbagai kompetisi dimainkan diberbagai
negara.
Posisi Pemain
Pada dasarnya, satu tim sepak bola terdiri dari 1 orang penjaga gawang, 2-4 orang pemain bertahan, (fullbacks), 2-4 orang pemain tengah, dan 1-3 orang penyerang. Penjaga gawang adalah satu-satunya pemain yang boleh menggunakan tangan untuk melindungi gawang dari serangan lawan. Umumnya, penjaga gawang mengenakan pakaian yang berbeda dengan pemain lainnya. Pemain bertahan memiliki tugas utama untuk menghentikan serangan lawan.
Pemain tengah biasanya terdiri dari pemain tengah penyerang yang
bermain dekat dengan penyerang dan pemain tengah bertahan yang bermain
dekat dengan pemain bertahan. Penyerang memiliki tugas utama untuk mencetak gol ke gawang lawan.
Posisi dasar pemain dapat mengalami modifikasi menjadi berbagai pola atau taktik permainan. Beberapa pola pemain yang sering digunakan dalam berbagai kejuaraan adalah 4-4-2 (paling sering digunakan), 3-4-2-1 (kekuatan terletak di bagian tengah lapangan), serta 4-3-3 (formasi klasik dari tahun 1970-an yang sering digunakan oleh sistem total football Belanda dan Jerman Barat ).
Aturan
Lapangan permainan
Untuk pertandingan internasional dewasa, lapangan sepak bola yang
digunakan memiliki panjang yang berkisar antara 100-120 meter dan lebar
65-75 meter.
Di bagian tengah kedua ujung lapangan, terdapat area gawang yang berupa
persegi empat berukuran dengan panjang 7.32 meter dan tinggi 2.44
meter. Di bagian depan dari gawang terdapat area pinalti yang berjarak 16.5 meter dari gawang. Area ini merupakan batas kiper boleh menangkap bola dengan tangan dan menentukan kapan sebuah pelanggaran mendapatkan hadiah tendangan pinalti atau tidak.
Lama permainan
Lama permainan sepak bola normal adalah 2 × 45 menit, ditambah istirahat selama 15 menit di antara kedua babak.
Jika kedudukan sama imbang, maka diadakan perpanjangan waktu selama
2×15 menit, hingga didapat pemenang, namun jika sama kuat maka diadakan
adu penalti.
Wasit dapat menentukan berapa waktu tambahan di setiap akhir babak
sebagai pengganti dari waktu yang hilang akibat pergantian pemain, cedera yang membutuhkan pertolongan, ataupun penghentian lainnya. Waktu tambahan ini disebut sebagai injury time atau stoppage time.
Gol yang dicetak dalam perpanjangan waktu akan dihitung menjadi skor
akhir pertandingan, sedangkan gol dari adu penalti hanya menentukan
apabila suatu tim dapat melaju ke pertandingan selanjutnya ataupun tidak
(tidak mempengaruhi skor akhir). Pada akhir tahun 1990-an, International Football Association Board (IFAB) memberlakukan sistem gol emas (golden gol) atau gol perak (silver gol) untuk menyelesaikan pertandingan.
Dalam sistem gol emas, tim yang pertama kali mencetak gol saat
perpanjangan waktu berlangsung akan menjadi pemenang, sedangkan dalam
gol perak, tim yang memimpin pada akhir babak perpanjangan waktu pertama
akan keluar sebagai pemenang. Kedua sistem tersebut tidak lagi digunakan oleh IFAB.
Pelanggaran
Apabila pemain melakukan pelanggaran yang cukup keras maka wasit
dapat memberikan peringatan dengan kartu kuning atau kartu merah.
Pertandingan akan dihentikan dan wasit menunjukkan kartu ke depan
pemain yang melanggar kemudian mencatat namanya di dalam buku.
Kartu kuning merupakan peringatan atas pelanggaran seperti bersikap
tidak sportif, secara terus-menerus melanggar peraturan, berselisih
kata-kata atau tindakan, menunda memulai kembali pertandingan,
keluar-masuk pertandingan tanpa persetujuan wasit, ataupun tidak menjaga
jarak dari pemain lawan yang sedang melakukan tendangan bebas atau
lemparan ke dalam. Pemain yang menerima dua kartu kuning akan mendapatkan kartu merah dan keluar dari pertandingan.
Pemain yang mendapatkan kartu merah harus keluar dari pertandingan tanpa bisa digantikan dengan pemain lainnya. Beberapa contoh tindakan yang dapat diganjar kartu merah adalah
pelanggaran berat yang membahayakan atau menyebabkan cedera parah pada
lawan, meludah, melakukan kekerasan, melanggar lawan yang sedang
berusaha mencetak gol, menyentuh bola untuk mencegah gol, dan
menggunakan bahasa atau gerak tubuh yang cenderung menantang.
Wasit dan Petugas Pertandingan
Dalam pertandingan profesional, terdapat 4 petugas yang memimpin jalannya pertandingan, yaitu wasit, 2 penjaga garis, dan seorang petugas di pinggir tengah lapangan. Wasit memiliki peluit yang menandakan apakah saat berhenti atau memulai memainkan bola. Dia juga bertugas memberikan hukuman dan peringatan atas pelanggaran yang terjadi di lapangan. Masing-masing penjaga garis bertanggung jawab mengawasi setengah bagian dari lapangan. Mereka membawa bendera dengan warna terang untuk menandakan adanya pelanggaran, bola keluar, ataupun offside. Biasanya mereka akan bergerak mengikuti posisi pemain belakang terakhir.
Petugas terakhir memiliki tugas untuk mencatat semua waktu yang
sempat terhenti selama pertandingan berlangsung dan memberikan info
mengenai tambahan waktu di akhir setiap babak. Petugas ini juga bertugas memeriksa pergantian pemain dan menjadi penghubung antara manager tim dengan wasit. Dalam beberapa pertandingan, teknologi penggunaan video atau penggunaan orang kelima untuk menentukan ketepatan keputusan wasit mulai digunakan. Misalnya yang menentukan apakah suatu bola telah melewati garis atau apakah seorang pemain berada dalam keadaan offside ketika mencetak gol.
Kejuaraan Internasional
Kejuaraan sepak bola internasional terbesar ialah Piala Dunia yang diselenggarakan oleh Fédération Internationale de Football Association (FIFA). Piala Dunia diadakan setiap empat tahun sekali dan dimulai di Uruguay pada tahun 1930. Pencetus ide tersebut adalah Jules Rimet, seorang pengacara dan pengusaha Perancis yang terinspirasi setelah menonton Olimpiade Paris tahun 1924.
Kompetisi international tertua di dunia adalah Copa America yang mempertandingkan tim-tim dalam wilayah Amerika Selatan setiap dua tahun sekali. Copa America pertama kali diadakan tahun 1916 dan diikuti oleh 10 negara yang akhirnya membentuk The South American Football Confederation (Conmebol). Untuk wilayah Amerika Utara, The Confederation of North, Central American and Caribbean Association Football (CONCACAF) menyelenggarakan kompetisi internasional setiap empat tahun sekali yang disebut Piala Emas CONCACAF. Di kawasan Asia, negara-negara yang tergabung dalam Asian Football Confederation (AFC), mengadakan kompetisi internasional pertama tingkat Asia pada tahun 1956 di Hongkong yang disebut Piala Asia. Pada tahun 1960, kompetisi tingkat regional Eropa diadakan untuk pertama kalinya dengan nama European Nations' Cup yang kemudian disebut sebagai UEFA European Championship (Piala Eropa atau EURO). Di wilayah Oseania (meliputi Australia, Selandia Baru, dan berbagai Kepulauan Pasifik), kompetisi international setiap dua tahun dimulai sejak tahun 1996 disebut Piala Oseania. Untuk wilayah Afrika, kompetisi Piala Afrika mulai diadakan sejak 1957 di Khartoum.
Sepak bola di Indonesia
Sejarah sepak bola di Indonesia diawali dengan berdirinya Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia (PSSI) di Yogyakarta pada 19 April 1930 dengan pimpinan Soeratin Sosrosoegondo. Dalam kongres PSSI di Solo, organisasi tersebut mengalami perubahan nama menjadi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia. Sejak saat itu, kegiatan sepak bola semakin sering digerakkan oleh PSSI dan makin banyak rakyat bermain di jalan atau alun-alun tempat Kompetisi I Perserikatan diadakan. Sebagai bentuk dukungan terhadap kebangkitan "Sepakbola Kebangsaan", Paku Buwono X mendirikan stadion Sriwedari yang membuat persepakbolaan Indonesia semakin gencar.
Sepeninggalan Soeratin Sosrosoegondo, prestasi tim nasional sepak bola Indonesia tidak terlalu memuaskan karena pembinaan tim nasional tidak diimbangi dengan pengembangan organisasi dan kompetisi. Pada era sebelum tahun 1970-an, beberapa pemain Indonesia sempat bersaing dalam kompetisi internasional, di antaranya Ramang, Sucipto Suntoro, Ronny Pattinasarani, dan Tan Liong Houw. Dalam perkembangannya, PSSI telah memperluas kompetisi sepak bola dalam negeri, di antaranya dengan penyelenggaraan Liga Super Indonesia, Divisi Utama, Divisi Satu, dan Divisi Dua untuk pemain non amatir, serta Divisi Tiga untuk pemain amatir.
Selain itu, PSSI juga aktif mengembangkan kompetisi sepak bola wanita
dan kompetisi dalam kelompok umur tertentu (U-15, U-17, U-19, dan U-23).
Berikut contoh kejuaraan sepak bola yang saya ketahui
- FIFA (Dunia)
- UEFA (Eropa)
- CONMEBOL (Amerika Latin)
- CONCACAF (Amerika Utara)
- AFC (Asia)
- CAF (Afrika)
- OFC (Oseania)
- IPL (Indonesia)
- ISL (Indonesia)
- Galatama (indonesia)
Tentang TIMNAS Indonesia
Tim nasional sepak bola Indonesia pernah memiliki kebanggaan tersendiri, menjadi tim Asia pertama yang berpartisipasi di Piala Dunia FIFA pada tahun 1938. Saat itu mereka masih membawa nama Hindia Belanda dan kalah 6-0 dari Hongaria,
yang hingga kini menjadi satu-satunya pertandingan mereka di turnamen
final Piala Dunia. Ironisnya, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang
sangat banyak dan memiliki masyarakat dengan minat yang sangat tinggi
terhadap olahraga sepak bola, menjadikan sepak bola olahraga terpopuler di Indonesia (selain bulu tangkis), namun Indonesia tidaklah termasuk jajaran tim-tim kuat di Konfederasi Sepak bola Asia.
Sejarah
Pada tahun 1930-an, di Indonesia berdiri tiga organisasi sepak bola berdasarkan suku bangsa, yaitu Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB)yang lalu berganti nama menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU) di tahun 1936 milik bangsa Belanda, Hwa Nan Voetbal Bond (HNVB) milik seseorang yang berketurunan Tionghoa, dan Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia milik bumiputra. Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) sebuah organisasi sepak bola orang-orang Belanda di Hindia Belanda menaruh hormat kepada PSSI lantaran SIVB yang memakai bintang-bintang dari NIVB kalah dengan skor 2-1 melawan VIJ.
NIVU yang semula memandang sebelah mata PSSI akhirnya mengajak bekerjasama. Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan Gentlemen’s Agreement pada 15 Januari 1937. Pascapersetujuan perjanjian ini, berarti secara de facto dan de jure Belanda mengakui PSSI. Perjanjian itu juga menegaskan bahwa PSSI dan NIVU menjadi pucuk organisasi sepak bola di Hindia Belanda. Salah satu butir di dalam perjanjian itu juga berisi soal tim untuk dikirim ke Piala Dunia, dimana dilakukan pertandingan antara tim bentukan NIVU melawan tim bentukan PSSI sebelum diberangkatkan ke Piala Dunia (semacam seleksi tim). Tapi NIVU melanggar perjanjian dan memberangkatkan tim bentukannya. NIVU melakukan hal tersebut karena tak mau kehilangan muka, sebab PSSI pada masa itu memiliki tim yang kuat. Dalam pertandingan internasional, PSSI membuktikannya. Pada 7 Agustus 1937 tim yang beranggotakan, di antaranya Maladi, Djawad, Moestaram, Sardjan, berhasil menahan imbang 2-2 tim Nan Hwa dari Cina di Gelanggang Union, Semarang. Padahal Nan Hwa pernah menyikat kesebelasan Belanda dengan skor 4-0. Dari sini kedigdayaan tim PSSI mulai kesohor.
Atas tindakan sepihak dari NIVU ini, Soeratin, ketua PSSI yang juga aktivis gerakan nasionalisme Indonesia,sangat geram. Ia menolak memakai nama NIVU. Alasannnya, kalau NIVU diberikan hak, maka komposisi materi pemain akan dipenuhi orang-orang Belanda. Tapi FIFA mengakui NIVU sebagai perwakilan dari Hindia Belanda. Akhirnya PSSI membatalkan secara sepihak perjanjian Gentlemen’s Agreement saat Kongres di Solo pada 1938.
Maka sejarah mencatat mereka yang berangkat ke Piala Dunia Perancis 1938 mayoritas orang Belanda. Mereka yang terpilih untuk berlaga di Perancis,
yaitu Bing Mo Heng (kiper), Herman Zommers, Franz Meeng, Isaac
Pattiwael, Frans Pede Hukom, Hans Taihattu, Pan Hong Tjien, Jack
Sammuels, Suwarte Soedermadji, Anwar Sutan, dan Achmad Nawir (kapten). Mereka diasuh oleh pelatih sekaligus ketua NIVU, Johannes Mastenbroek. Mo Heng, Nawir, Soedarmadji adalah pemain-pemain pribumi yang berhasil memperkuat kesebelasan Hindia Belanda, tetapi bertanding di bawah bendera kerajaan Nederland.
Piala Dunia FIFA
Indonesia pada tahun 1938 (di masa penjajahan Belanda) sempat lolos dan ikut bertanding di Piala Dunia 1938. Waktu itu Tim Indonesia di bawah nama Dutch East Indies (Hindia Belanda), peserta dari Asia yang pertama kali lolos ke Piala Dunia. Indonesia tampil mewakili zona Asia di kualifikasi grup 12. Grup kualifikasi Asia untuk Piala Dunia 1938 hanya terdiri dari 2 negara, Indonesia (Hindia Belanda) dan Jepang karena saat itu dunia sepak bola Asia memang hampir tidak ada. Namun, Indonesia akhirnya lolos ke final Piala Dunia 1938 tanpa harus menyepak bola setelah Jepang mundur dari babak kualifikasi karena sedang berperang dengan Cina.
Pertandingan melawan Hongaria
Pada 5 Juni 1938, sejarah mencatat pembantaian tim Hungaria terhadap Hindia Belanda. Mereka bermain di Stadion Velodrome Municipale, Reims,
Perancis. Sekitar 10.000 penonton hadir menyaksikan pertandingan ini.
Sebelum bertanding, para pemain mendengarkan lagu kebangsaan
masing-masing. Kesebelasan Hindia Belanda mendengarkan lagu kebangsaan
Belanda Het Wilhelmus.
Karena perbedaan tinggi tubuh yang begitu mencolok, walikota Reims
menyebutnya, "saya seperti melihat 22 atlet Hungaria dikerubungi oleh 11
kurcaci."
Meski strategi tak bisa dibilang buruk, tapi Tim Hindia Belanda tak
dapat berbuat banyak. Pada menit ke-13, jala di gawang Mo Heng bergetar
oleh tembakan penyerang Hongaria Vilmos Kohut. Lalu hujan gol
berlangsung di menit ke-15, 28, dan 35. Babak pertama berakhir 4-0.
Nasib Tim Hindia Belanda tamat pada babak kedua, dengan skor akhir 0-6.
Pada saat itu Piala Dunia memakai sistem knock-out.
Meskipun kalah telak, surat kabar dalam negeri, Sin Po,
memberikan apresiasinya pada terbitan mereka, edisi 7 Juni 1938 dengan
menampilkan headline: "Indonesia-Hongarije 0-6, Kalah Sasoedahnja Kasi
Perlawanan Gagah".
Setelah penampilan perdana itu, Indonesia tidak pernah lagi masuk babak pertama Piala Dunia FIFA, dengan hasil paling memuaskan adalah Sub Grup III Kualifikasi Piala Dunia FIFA 1986.
Ketika itu Indonesia hampir lolos ke Piala Dunia 1986 tetapi Indonesia
kalah di partai final kualifikasi melawan Korea Selatan dengan agregat
1-6.
Piala Asia
Di kancah Piala Asia
Indonesia pertama kali tampil di putaran final pada tahun 1996 di Uni
Emirat Arab (UAE). Indonesia berhasil membuat kejutan di pertandingan
pertama dengan berhasil menahan imbang Kuwait 2-2, tetapi akhirnya
tersingkir di penyisihan grup setelah kalah 2-4 dari Korea Selatan dan
kalah 0-2 dari tuan rumah UAE. Indonesia meraih kemenangan pertama pada
tahun 2004 di China setelah menaklukkan Qatar 2-1. Yang kedua diraih ketika mengalahkan Bahrain dengan skor yang sama tahun 2007, saat menjadi tuan rumah turnamen bersama Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
Piala AFF
Di kancah Asia Tenggara sekalipun, Indonesia belum pernah berhasil menjadi juara Piala AFF
(dulu disebut Piala Tiger) dan hanya menjadi salah satu tim unggulan.
Prestasi tertinggi Indonesia hanyalah tempat kedua di tahun 2000, 2002,
dan 2004, dan 2010 (dan menjadikan Indonesia negara terbanyak peraih runner-up
dari seluruh negara peserta Piala AFF). Di ajang SEA Games pun
Indonesia jarang meraih medali emas, yang terakhir diraih tahun 1991.
Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2014
Putaran Kedua
{{{date}}} 18:30 UTC+5 |
|||
Turkmenistan | 1 – 1 | Indonesia | Olympic Stadium, Ashgabat Penonton: 7,500 Wasit: Mohsen Torky (Iran) |
Krendelev 12' | Report | Ilham 30' |
Putaran Ketiga
Group E
2 September 2011 20:00 UTC+4:30 |
Iran | 3 – 0 | Indonesia | Azadi Stadium, Tehran Penonton: 75,800 Wasit: Masaaki Toma (Japan) |
---|---|---|---|---|
Nekounam 53', 74' Teymourian 87' |
Report |
6 September 2011 19:00 UTC+7 |
Indonesia | 0 – 2 | Bahrain | Gelora Bung Karno Stadium, Jakarta Penonton: 85,000 Wasit: Lee Min Hu (Korea Republic) |
---|---|---|---|---|
Report | Sayed 45+1' Ismail 71' |
11 October 2011 19:00 UTC+7 |
Indonesia | 2 – 3 | Qatar | Gelora Bung Karno Stadium, Jakarta Penonton: 28,000 Wasit: Abdul Malik Bashir (Singapore) |
---|---|---|---|---|
Gonzáles 21', 34' | Report | Al Sulaiti 14' Ibrahim 31' Razak 59' |
11 November 2011 19:00 UTC+3 |
Qatar | v | Indonesia | Jassim Bin Hamad Stadium, Doha |
---|---|---|---|---|
15 November 2011 19:30 UTC+7 |
Indonesia | v | Iran | TBA |
---|---|---|---|---|
29 February 2012 19:30 UTC+3 |
Bahrain | v | Indonesia | Bahrain National Stadium, Riffa |
---|---|---|---|---|
Kostum
Kostum tim nasional Indonesia tidak hanya merah-putih sebab ada juga putih-putih, biru-putih, dan hijau-putih. Menurut Bob Hippy, yang ikut memperkuat timnas sejak tahun 1962 hingga 1974, kostum Indonesia dengan warna selain merah-putih itu muncul ketika PSSI mempersiapkan dua tim untuk Asian Games IV-1962, Jakarta.
Saat itu ada dua tim yang diasuh pelatih asal Yugoslavia, Toni Pogacnic, yakni PSSI Banteng dan PSSI Garuda. Yang Banteng, yang terdiri dari pemain senior saat itu, seperti M. Zaelan, Djamiat Dalhar, dan Tan Liong Houw, selain menggunakan kostum merah-putih juga punya kostum hijau-putih. Sedangkan tim Garuda, yang antara lain diperkuat Omo, Anjik Ali Nurdin, dan Ipong Silalahi juga dilengkapi kostum biru-putih. Tetapi, setelah terungkap kasus suap yang dikenal dengan "Skandal Senayan", sebelum Asian Games IV-1962, pengurus PSSI
hanya membuat satu timnas. Itu sebabnya, di Asian Games IV-1962, PSSI
sama sekali tidak mampu berbuat apa-apa karena kemudian kedua tim itu
dirombak. Selanjutnya digunakan tim campuran di Asian Games.
Mulyadi (Fan Tek Fong), asisten pelatih klub UMS, yang memperkuat timnas mulai tahun 1964 hingga 1972, menjelaskan bahwa setelah dari era Asian Games, sepanjang perjalanan timnas hingga tahun 1970-an,
PSSI hanya mengenal kostum merah-putih dan putih-putih. Begitu juga
ketika timnas melakukan perjalanan untuk bertanding di sejumlah negara
di Eropa pada tahun 1965. Saat itu setiap kali bermain, tim nasional
hanya menggunakan merah-putih dan putih-putih dengan gambar Garuda yang
besar di bagian dada hingga ke perut. Seragam hijau-putih kembali
digunakan saat mempersiapkan kesebelasan pra-Olimpiade 1976, dan kemudian digunakan pada arena SEA Games XI-1981 Manila. "Begitu juga ketika Indonesia bermain di Thailand, di mana saat itu Indonesia menjadi runner-up Kings Cup 1981," kata Ronny Pattinasarani yang memperkuat PSSI tahun 1970-1985.
Di Piala Asia 2007 yang digelar mulai 8 Juli hingga Minggu 29 Juli, Nike juga telah mendesain kostum tim nasional Indonesia,
tetapi kali ini bukan hijau-putih, melainkan putih-hijau. Tentu tetap
dengan detail yang sama, seperti Garuda yang selalu bertengger di dada.
Dan pada kostum Timnas Indonesia terakhir yang dibuat Nike pada 2010 untuk Piala Suzuki AFF 2010, motif baru kembali diperkenalkan. Pada kostum ini, terdapat Burung Garuda
besar yang membentang hampir di seluruh bagian depan kostum yang tidak
berwarna tetapi memiliki garis-garis yang memiliki warna hitam cenderung
abu-abu. Sementara pada kostum kedua yang berwarna Putih-Hijau, terdapat motif yang sama, tetapi garis-garis pada burung Garuda berwarna abu-abu muda.
Rekor turnamen
Rekor penampilan di Piala Dunia FIFA
Rekor penampilan di Piala Asia AFC
|
Rekor penampilan di Kejuaraan Sepak Bola ASEAN
Kompetisi ini dulu dikenal sebagai Tiger Cup
|
Hasil pertandinganDi bawah ini adalah hasil seluruh pertandingan sepakbola yang dijalankan timnas Indonesia terhadap negara yang terdaftar di FIFA.
Staff KepelatihanStaff Kepelatihan Saat ini
Daftar Pelatih Tim Nasional Indonesia
Pemain Tim Nasional IndonesiaSkuat
|
Daftar Pemain Dalam Proses Naturalisasi
[tampilkan]Nama | Tanggal Lahir (Umur) | Klub | Penampilan (Gol)2 |
---|
Pemain Terkenal
- Abdul Kadir
- Achmad Nawir
- Aji Santoso
- Anang Ma'ruf
- Anjas Asmara
- Ansyari Lubis
- Atep
- Alexander Pulalo
- Bambang Nurdiansyah
- Bambang Pamungkas
- Bima Sakti Tukiman
- Boaz Salossa
- Budi Sudarsono
- Charis Yulianto
- Christian Gonzales
- Cris Yarangga
- Eduard Ivakdalam
- Elie Eboy
- Eka Ramdani
- Firman Utina
- Fachry Husaini
- Hendro Kartiko
- Herry Kiswanto
- Hermansyah
- Hamka Hamzah
- Irfan Bachdim
- Ismed Sofyan
- Iswadi Idris
- Ilham Jaya Kesuma
- Jendri Pitoy
- Kurniawan Dwi Yulianto
- Lukman Santoso
- Maman Abdurrahman
- Marzuki Nyakmad
- Max Timisela
- Muhammad Ilham
- Muhammad Nasuha
- Muhammad Ridwan
- Mulyadi
- Oktovianus Maniani
- Ponaryo Astaman
- Ponirin Mekka
- Ricky Yacob
- Risdianto
- Robby Darwis
- Roni Wabia
- Ronny Pattinasarani
- Rully Nere
- Sain Irmis
- Soetjipto Soentoro
- Sugiantoro
- Syamsul Bachri Chaeruddin
- Syamsir Alam
- Tan Liong Houw
- Widodo Cahyono Putro
- Yacob Sihasale
- Yongki Ariwibowo
- M. Mardhi Nugroho
- Ramang
- Javier Van Dana
- Ronny Paslah
- Johannes Auri
- Zulkarnaen Lubis
- Zaenal Arief
- Dani Sapta Kurniawan
- Benny Dollo
Penampilan Terbanyak
# | Pemain | Karir | Caps | Gol |
---|---|---|---|---|
1 | Bambang Pamungkas | 1999–sekarang | 77 | 36 |
2 | Ponaryo Astaman | 2003–2010 | 61 | 2 |
3 | Kurniawan Dwi Yulianto | 1995–2005 | 60 | 31 |
4 | Hendro Kartiko | 1996–2007 | 57 | 0 |
5 | Bima Sakti | 1995–2001 | 56 | 11 |
6 | Widodo C Putro | 1991–1999 | 55 | 15 |
7 | Robby Darwis | 1987–1997 | 53 | 6 |
8 | Ismed Sofyan | 2000-2009 | 53 | 3 |
9 | Agung Setyabudi | 1993–2004 | 52 | 1 |
10 | Nuralim | 1996–2003 | 51 | 0 |
Topscorer
# | Nama | Karir | Gol (caps) | Avg/Game |
---|---|---|---|---|
1 | Bambang Pamungkas | 1999–sekarang | 36 (77) | 0.47 |
2 | Kurniawan Dwi Yulianto | 1995–2005 | 31 (60) | 0.52 |
3 | Rochy Putiray | 1991–2004 | 17 (41) | 0.41 |
4 | Budi Sudarsono | 2001–2009 | 16 (46) | 0.35 |
5 | Widodo C. Putro | 1991–1999 | 15 (55) | 0.27 |
6 | Fachry Husaini | 1988–1997 | 13 (42) | 0.31 |
7 | Uston Nawawi | 1997–2004 | 13 (43) | 0.30 |
8 | Ilham Jayakesuma | 2004–2007 | 13 (18) | 0.72 |
9 | Zaenal Arif | 2002–2007 | 12 (22) | 0.55 |
10 | Bima Sakti | 1995–2001 | 11 (56) | 0.2 |
Kapten
Pemain | Periode |
---|---|
Soetjipto Soentoro | 1960an-1970an |
Iswadi Idris | 1970an-1980 |
Ronny Pattinasarany | 1980-1985 |
Herry Kiswanto | 1985–1987 |
Ricky Yacobi | 1987–1990 |
Ferril Raymond Hattu | 1991–1992 |
Robby Darwis | 1993–1995 |
Sudirman | 1996 |
Robby Darwis | 1997 |
Aji Santoso | 1998–2000 |
Bima Sakti | 2001 |
Agung Setyabudi | 2002-2004 |
Ponaryo Astaman | 2004-2008 |
Charis Yulianto | 2008–2010 |
Firman Utina | 2010–2011 |
Bambang Pamungkas | 2011–sekarang |
Rekor Turnamen
- Partisipasi Terbanyak di Piala Asia: Hendro Kartiko (1996, 2000, 2004), Ismed Sofyan & Bambang Pamungkas (2000, 2004, 2007)
- Penampilan Terbanyak di Piala Asia: Hendro Kartiko (8)
- Partisipasi Terbanyak di Piala AFF: Hendro Kartiko (1998, 2000, 2002, 2004, 2007)
- Penampilan Terbanyak di Piala AFF: Kurniawan Dwi Julianto, Hendro Kartiko, Bambang Pamungkas (21)
- Gol Terbanyak di Piala AFF: Kurniawan Dwi Julianto (13)
0 komentar:
Posting Komentar